Observasi Seni Bantengan dengan Budayawan Didik Nini Thowok

Observasi Seni Bantengan dengan Budayawan Didik Nini Thowok

Dalam kesenian bantengan ada bagian yang dipertunjukkan secara entertain dan ada adegan yang tetap original dengan tujuan agar menjadi khas bantengan itu sendiri. Bantengan merupakan sebuah kesenian yang khas dari wilayah Kabupaten Mojokerto. Pada saat tanggal 01 Januari 2024, kelompok bantengan Mahesasura mengadakan pentas tunggal dengan dihadiri oleh sosok maestro tari dunia Didik Hadiprayitno alias Didik Nini Thowok. 

IMG_0507.jpg 947.77 KB


Saat mereka melakukan pertunjukan dihadapannya, Didik Nini Thowok sangat mengagumi karena menurutnya dalam kelompok kesenian bantengan ini banyak pemainnya dari khalangan kaum – kaum milenial atau gen z. Selesai pertunjukan berlangsung, Didik Nini Thowok tidak langsung meninggalkan lokasi, tetapi beliau mengajak para pemain untuk duduk bersama melakukan diskusi, sebagai tujuan untuk mengulas apa yang masih harus diperbaiki, sehingga saat para pemain melakukan pementasan selanjutnya, mereka memahami tujuan mereka melakukan pertunjukkan itu untuk apa dan agar kesenian bantengan yang ada juga bisa dikembangkan tanpa harus mengurangi keaslian kesenian bantengan yang menjadi ciri khas. Beberapa saran atau masukan dari Didi Nini Thowok meliputi :

  1. Harus ada Gerakan – Gerakan seksama yang lebih menunjukkan Gerakan – Gerakan binatang, karena dalam kesenian bantengan yang ditampilkan tidak hanya hewan banteng saja, melainkan ada macan, ada juga kera atau monyet, ada juga burung elang. Sehingga pertunjukan dikemas seperti tarian kolosal.
  2. Gerakan – Gerakan yang ada harus dikembangkan lagi, sehingga Gerakan yang ada tidak monoton seperti contoh Gerakan macan tidak harus selalu merangkak, lebih dibikin Gerakan yang tematik.
  3. Untuk perihal kostum, kain sekitar kepala diberi ornament biar tidak polosan. Selanjutnya untuk ekor diberi hiasan agar terkesan menarik. Terus untuk bagian kaki juga harus diberi hiasan seperti bulu – bulu.
  4. Hiasan kostum tidak perlu berlebihan, agar tidak mengganggu Gerakan banteng dan agar tidak menghilangkan bentuk banteng itu sendiri. Sehingga khas banteng yang asli dari kabupaten Mojokerto tetap menjadi ada.
  5. Properti di modifikasi sesuai kebutuhan, seperti contoh kain banteng yang terlalu gelap.
  6. Karya banteng perempuan bisa dikembangkan lagi, agar menjadi inovasi di kesenian bantengan Mahesasura.
  7. Akun media sosial yang dimiliki harus lebih digiatkan Kembali untuk media promosi, sehingga yang mengetahui tidak hanya wilayah Kabupaten Mojokerto saja, melainkan juga masyarakat luar Mojokerto, terlebih masyarakat – masyarakat di luar negeri.

Dari beberapa masukan yang telah disampaikan oleh DIdik Nini Thowok, Didik Nini Thowok berharap agar kesenian bantengan tidak putus sampai disini saja,dan para pelaku kesenian bantengan lebih inovatif lagi dalam proses pengembangan kesenian bantengan. Dalam kegiatan kemarin, pelaku seni bantengan berharap kesenian mereka bisa dipentaskan diluar negeri. Sehingga tujuan awal diadakan kegiatan kemarin untuk peningkatan kualitas seni dan melebarkan jaringan relasi seni bisa terwujud.