Petirtaan Jolotundo

ID

Petirtaan Jolotundo terletak di lereng di utara Gunung Penanggungan, Desa Seloliman, Kecamatan Trawas. Jarak dari kota Surabaya +55km, dapat di capai dengan kendaraan pribadi roda 2 maupun roda 4. Petirtaan Jolotundo merupakan bangunan petirtaan yang di buat zaman Airlangga (Kerajan Kahuripan). Candi ini merupakan monumen cinta kasih Raja Udayana untuk menyambut kelahiran anaknya, Prabu Airlangga, yang di bangun pada tahun 899 Saka. Banyak orang menyebutkan bahwa candi ini adalah tempat pertapaan Airlangga setelah mengundurkan diri dari singga sana dan di ganti anaknya. Keunikan pertitaan ini adalah debit airnya yang tidak pernah berkurang meskipun musim kemarau.

Dari pendekatan arkeologis, Jolotundo memiliki keabsahan yang penting, karena menunjukkan perkembangan seni bangunan dan kepercayaan yang luhur. Petirtaan ini memiliki dua bagian, yakni bagian utara untuk pria dan bagian selatan untuk wanita. Hal ini menunjukkan adanya pemisahan antara laki-laki dan perempuan dalam melakukan ritual pemandian kuno.

Struktur bangunan petirtaan yang terbuat dari batu andesit ini menggambarkan keahlian tinggi dalam seni memahat dan pembuatan bangunan pada masa tersebut. Motif-motif hiasan yang ada di dinding petirtaan menunjukkan pengaruh budaya Hindu, yang menjadi dominan pada masa kerajaan-kerajaan di Jawa pada periode kuno. 

Selain itu, air di Petirtaan Jolotundo dipercaya memiliki khasiat penyembuhan dan dapat memberikan kesucian. Karena itu, hingga saat ini, banyak masyarakat setempat yang masih mempercayai keistimewaan air dari petirtaan ini dan datang untuk berziarah atau mandi di sana.


Informasi

  • Jam Operasional: Buka 24 jam setiap hari.
  • Lokasi: Biting, Seloliman, Kec. Trawas, Mojokerto, Jawa Timur 61375.
  • Harga Tiket: Rp 10.000 untuk dewasa dan Rp 7.500 untuk anak-anak.


EN
Jolotundo Water Temple is situated on the northern slope of Mount Penanggungan, in Seloliman Village, Trawas Subdistrict. It is approximately +55 km away from Surabaya and can be reached by both two-wheeled and four-wheeled private vehicles. Constructed during the era of Airlangga (Kahuripan Kingdom), this water temple stands as a monument of King Udayana's love to celebrate the birth of his son, Prabu Airlangga, built in the year 899 Saka. Many believe that this temple served as Airlangga's hermitage after his withdrawal from the palace, eventually succeeded by his son. One unique aspect of this water temple is its constant water flow, unaffected even during the dry season.

From an archaeological perspective, Jolotundo holds significant authenticity, reflecting the evolution of architectural art and profound beliefs. The temple is divided into two sections, the northern part for males and the southern part for females, illustrating the segregation during ancient bathing rituals.

The structure, crafted from andesite stone, showcases exceptional skills in carving and construction during that era. Ornate motifs on the temple walls depict the influence of Hindu culture, prevalent during the ancient kingdoms of Java.

Moreover, the water in Jolotundo is believed to possess healing properties and bestow purity. Consequently, many locals still believe in the extraordinary qualities of the water and visit for pilgrimage or bathing.

Information:

  • Operating Hours: Open 24/7.
  • Location: Biting, Seloliman, Trawas Subdistrict, Mojokerto, East Java 61375.
  • Ticket Prices: Rp 10,000 for adults and Rp 7,500 for children.

 

Petirtaan Jolotundo di Map

Video preview

Harga tiket

Rp. 10.000

Dewasa (Weekday)

Rp. 10.000

Dewasa (Weekend)

Rp. 7.500

Anak Anak (Weekday)

Rp. 7.500

Anak Anak (Weekend)

Jam Operasional

24 Jam

Alamat

Desa Seloliman, Kec. Trawas, Mojokerto, Jawa Timur 61375.

Transportasi

Mobil - Motor - Bis Kecil